Senin, 22 Desember 2014

10 MITOS TENTANG ORANG INTROVERT

Mitos # 1 – introvert tidak suka bicara.
Ini tidak benar. Introvert hanyalah tidak berbicara kecuali mereka memang memiliki sesuatu untuk dikatakan. Mereka membenci basa-basi. Tapi, jika seorang introvert sedang berbicara tentang sesuatu yang mereka minati, mereka tidak akan berhenti bicara sampai berhari-hari.

Mitos # 2 – introvert pemalu.
Rasa malu tidak ada hubungannya dengan menjadi seorang Introvert. Introvert bukan berarti takut orang. Apa yang mereka butuhkan adalah sebuah alasan untuk berinteraksi. Mereka tidak berinteraksi demi interaksi sosial. Jika Anda ingin berbicara dengan Introvert, berbicara saja. Tidak perlu mengkhawatirkan kesopnan.

Mitos # 3 – introvert kasar.
Introvert sering tidak melihat alasan perlunya untuk berbasa-basi sosial. Mereka ingin semua orang menjadi riil dan jujur. Sayangnya, hal ini tidak diterima di kebanyakan situasi, sehingga introvert merasakan banyak tekanan untuk menyesuaikan diri, dan bagi mereka ini melelahkan.

Mitos # 4 – introvert tidak menyukai orang.
Sebaliknya, introvert sangat menghargai sedikit teman yang mereka miliki. Mereka bisa menghitung teman-teman dekat mereka dengan satu tangan. Jika Anda cukup beruntung untuk dianggap teman oleh seorang introvert, Anda mungkin telah memiliki sekutu setia seumur hidup. Sekali Anda telah mendapatkan rasa hormat mereka, keberadaan Anda sangat diterima.

Mitos # 5 – introvert tidak suka pergi ke tempat umum.
Omong kosong. Introvert hanya tidak ingin pergi keluar di depan umum UNTUK WAKTU YANG LAMA. Mereka juga ingin menghindari komplikasi yang terlibat dalam kegiatan publik. Mereka mengambil data dan situasi dengan sangat cepat, dan sebagai hasilnya, mereka tidak perlu berada di sana untuk waktu yang lama untuk mehamami kegiatan publik yang tengah berlangsung. Lalu mereka siap untuk pulang, mengisi ulang energi, dan memproses semua pengalamannya tadi. Faktanya, isi ulang energi adalah mutlak penting untuk introvert.

Mitos # 6 – introvert selalu ingin sendirian.
Introvert sangat nyaman dengan pikiran mereka sendiri. Mereka banyak berpikir. Mereka melamun. Mereka senang memiliki masalah untuk dikerjakan dan teka-teki untuk dipecahkan. Tapi mereka juga bisa merasa luar biasa kesepian jika mereka tidak memiliki siapapun untuk berbagi pencapaian mereka. Mereka menginginkan hubungan yang otentik dan tulus dengan SATU ORANG pada satu waktu.

Mitos # 7 – introvert aneh.
Introvert sering individualis. Mereka tidak mengikuti orang banyak. Mereka akan lebih suka dihargai karena cara-cara unik hidup mereka. Mereka berpikir berdasarkan standar diri mereka sendiri dan karena itu, mereka sering menantang kebiasaan. Mereka tidak membuat keputusan berdasarkan pada apa yang sedang populer atau trendi.

Mitos # 8 – introvert culun terasing.
Introvert adalah orang-orang yang lebih sering melihat ke dalam, memberi perhatian lebih pada pikiran dan emosinya. Ini bukan berarti bahwa mereka tidak mampu memberi perhatian pada apa yang terjadi di sekitar mereka, hanya saja dunia batin mereka terasa jauh lebih merangsang dan bermanfaat bagi mereka.

Mitos # 9 – introvert tidak tahu bagaimana bersantai dan bersenang-senang.
Introvert biasanya merasa rileks di rumah atau di alam, bukan di tempat umum yang penuh kesibukan. Introvert bukan pencari sensasi dan pecandu adrenalin. Jika ada terlalu banyak pembicaraan dan kebisingan terjadi, mereka melemah. Otak mereka terlalu sensitif terhadap neurotransmitter yang disebut Dopamine. Introvert dan ekstrovert memiliki perbedaan jalur syaraf yang dominan. Cari saja sendiri tentang perbedaan jalur syaraf ini.

Mitos # 10 – introvert bisa memperbaiki diri dan menjadi ekstrovert.
Sebuah dunia tanpa introvert akan menjadi dunia dengan sedikit ilmuwan, musisi, seniman, penyair, pembuat film, dokter, matematikawan, penulis, dan filsuf. Meski demikian, masih ada banyak teknik yang dapat dipelajari orang ekstrovert untuk berinteraksi dengan introvert. (Ya, aku sengaja membalik posisi introvert dan extrovert untuk menunjukkan kepada Anda betapa biasnya masyarakat kita.) Introvert tidak bisa “memperbaiki diri” dan pantas dihormati untuk temperamen alami mereka dan juga kontribusinya bagi umat manusia. Bahkan, satu penelitian (Silverman, 1986) menunjukkan bahwa peningkatan persentase introvert di antara manusia berbanding lurus dengan IQ (rata-rata manusia).

Rabu, 03 Desember 2014

Boring..


Ga nyangka sekarang udah hari kamis lagi..
Waktu terus bergulir tapi terasa berulang-ulang..
Berputar-putar dan kembali seperti yang sudah-sudah..
Hidup kok rasanya gini-gini aja ya..
Mengekang seseorang dalam ruang waktu, tersusun rapi, seperti sudah diatur sedemikian rupa dan memaksa untuk melakukan hal yang sama..
Semakin dipikirkan semakin terasa aneh.. Bukankah tak ada yang memaksa kita untuk selalu melakukan hal yang sama?
Seolah manusia memang sudah ditakdirkan begini..
Apa hanya aku, atau sebetulnya orang-orang juga memikirkan apa yang kupikirkan..?
Cukupkah kita hidup hanya untuk melakukan semua ini..
Kadang aku berfikir untuk keluar dari semua ini..
Melakukan apapun yang kusuka..
Tak ada yang mengekangku untuk melakukan apapun sesuka hatiku..
Kalau kepengen kerja ya kerja, kalau males ya ga usah kerja..
Mhuehehe..

I am an Introvert


Don't call me weird!
Please, my silence is to be understood. not to be judged! like i said:

I love beeing lonely...
With no one around me
I love keep in the corner of silence...
With no one disturbs me
And i would like dissapear in the shadow...
With no one notice me.


********************************

I Am an Introvert...

Bukan mau sok-sokan introvert.
Tapi aku benar-benar seorang introvert.
2 kali test psikologi dan hasilnya sama.
Aku seorang Introvert

Aku Introvert dalam hal kepribadian,
Aku bisa berkomunikasi,
Aku bisa bersosialisasi,
Aku bisa bergurau,
Aku punya teman...
Aku layaknya orang lain.
Aku normal.
Aku sangat normal.

Tapi jika boleh memilih,
Aku lebih suka menyendiri...
Aku lebih suka diacuhkan...
Aku lebih suka diam.
Aku tidak suka keramaian,
Orang-orang...
Tempat-tempat...
dan hal-hal baru yang asing denganku.

Orang sering menyebutku "makhluk aneh"...
Karena aku tidak suka bergaul,
Karena aku tidak suka bicara,
Dan justru karena aku memilih sebaliknya.

Sebagai orang Jawa, hal itu menjadi tekanan lebih buatku.
Karena, sebagai orang Jawa, ke"supel"an seperti sebuah keharusan.
Sebelum aku tahu,
Apa itu introvert...
Aku menyalahkan diriku dan keadaanku.
Aku menyesalkan diriku yang tidak seperti kalian [para extravert]...
Yang tidak pernah bisa memulai pembicaraan ketika bertemu orang baru...
Maupun tidak banyak bicara bahkan ketika bersama dengan orang yang kukenal.

Aku sudah mencoba,
Aku mencoba memahami kalian, para extrovert
Tapi... sekuat apapun aku mencoba,
Aku tidak bisa menjadi seperti kalian?!

Kalian sebut aku tidak bisa ber-"gaul"
Aku bisa bersosialisasi, tapi aku tak bisa ber-"gaul"
Semoga kalian mengerti apa yang kumaksud dengan "gaul"
Lengkap dengan konotasinya.

Kalian sebut aku PENDIAM
Aku hanya tidak suka pembicaraan tanpa arti.
Karena bicara bagiku, sama artinya dengan informasi.

Kalian sebut aku PENYENDIRI
Aku hanya ingin memanfaatkan waktuku sebaik-baiknya
dengan menggali dan mencari ide-ide baru
yang tentunya bermanfaat...

Dan kalian sebut aku EGOIS
Introvert adalah suatu fitrah.
Seperti sebuah batre yang butuh re-charge
Kami para introvert pun butuh menyendiri... sebagai "makanan"
Sekarang, kalian tahu.
Aku seorang Introvert
Introvert bukanlah kelainan psikologis.
Apalagi sebuah penyakit.
Tolong hilangkan stigma negatif bahwa "extravert baik, dan introvert buruk"

Tolong pahami...
Introverts Do Exist!
Meski kami para introvert [INTP] hanya 3,33% dari seluruh populasi dunia...

Minoritas memang...
But, ARE minorities must be wrong?
[aku memakai ARE karena, minoritas betapapun sedikitnya, tetaplah komunitas]

********************************

Have you ever heard? seseorang yang membutuhkan kesunyian setelah berada di keramaian... seseorang yang butuh lebih banyak kesendirian, setelah beberapa saat dalam kebersamaan...they're INTROVERTS!If you don't understand my SILENCE, you won't understand my WORDS...


Oleh : Widhi Satya