Rabu, 19 November 2014

My Experience




Ada beberapa hal penting yang kuperoleh selama mengarungi hidup khususnya setelah melakukan aktivitas setahun belakangan ini. Peristiwa yang sebenernya biasa-biasa saja namun ntah kenapa memberikan banyak arti dalam hidupku scara keseluruhan. Hal itu lantas menyadarkanku, bagaimana ideologi, pemikiran, serta anggapan yang slama ini kupegang dan kusimpan rapi dalam prinsip yang kuyakini, seolah tersanggah oleh beberapa kebenaran dan fakta baru dan membuat semuanya menjadi seperti sebuah kesalahan.
Dari situ aku mendapat pelajaran yg sangat-sangat berharga, bisa jadi itu adalah pengalaman penting atas pencapaian-pencapaian terbaik dari semua peristiwa yg sudah kualami.
Bagi sebagian orang mungkin hal-hal seperti itu terlihat sebagai sesuatu yg biasa, tp bagiku scara pribadi ia sangatlah bermakna.

1. Ternyata aku bisa.

Slama ini aku kurang begitu yakin dengan semua kemampuanku. Aku slalu membayangkan diriku yg lemah, karna sifat-sifat seperti gak pedean, minder, takut salah, dan sebagainya. Hmm ternyata aku bisa lebih dari apa yg kuyakini sebelumnya. Standarku terlalu tinggi, aku merasa cukup lega saat menyadari kalau aku sudah sejajar dengan yg lain, meski dalam hal-hal tertentu mungkin aku masih dibawah mereka. Namun tetep, aku memandangnya sebagai sesuatu yg positif. Mereka bisa, sbetulnya aku juga bisa. Sekarang aku mulai sedikit brani untuk bersaing dengan yang lain.

2. Aku gak buruk-buruk amat

Aku menyadari klu aku punya keterbatasan. Namun keterbatasan itu bukan pada level terburuknya. Ya, keterbatasanku tidak lebih buruk dari yg lain. Bisa dikatakan, hampir sama dgn apa yg dialami sbagian besar orang pada umumnya.
Kecondongan pada sifat individualis sedikit mengaburkan pandanganku. Aku membayangkan standar yg tinggi diluar sana, tapi ternyata tidak semuanya demikian. Yah cukup2 membuatku lega, tentu perbaikan diri, pengembangan skill yg sudah ada, akan terus aku gemblenk lagi untk mencapai satu fase yg lebih baik, karna itu saja belum cukup dan belum membuatku puas. Namun tetep bersyukur dgn yg sudah ada, serta menjauhi takabur dan ketamakan, bagiku itu sudah menjadi suatu keharusan.

3. Menjaga perkataan lebih mudah ketimbang menjaga hati.

Kecenderunganku pada tipe pendengar, jarang bicara, sensitifitas, suka menjaga perasaan orang lain, kadang kala menjadi bumerang buatku sendiri.
Kekecewaan, amarah, ketidak sukaan dan lain sebagainya, lebih banyak kusimpan dalam hati ketimbang mengutarakannya. Alhasil, hati ini sering dikotori dgn perasaan2 itu. Bahkan tak jarang tumbuh menjadi sebuah dendam. Sedangkan dilain sisi aku jg tlah membohongi orang lain.
Awalnya aku berfikir segalanya akan terasa lebih mudah jika aku melakukan hal itu. Tapi sekarang aku sadar klu itu hanya akan memberikan keburukan buatku, baik sekarang maupun yg akan datang. Menyelaraskan hati dan ucapan itu perlu n justru penting. Jangan sampai karna hanya ingin membahagiakan orang lain atau tak ingin melihat kekecewaan mereka, lantas mesti menyimpan dosa dan penyakit didalam dada. Terus terang aku rada2 sungkan dan ga enakan orangnya. Apalagi terhadap orang yg sekiranya penting n berarti buatku. Kejujuran, keterbukaan, akan lebih memberikan ketenangan untukmu, baik hati dan fikiran. Sungguh bagaimana hal itu membukakan mata dan pikiranku slama ini.

4. Berbagi dgn teman membuat beban menjadi ringan.

Salah satu ciri seorang individualis ialah bekerja sendiri, tidak bergantung dgn orang lain atau tidak ingin merepotkan/membebani orang lain. Ia merasa jika sesuatu itu masih bisa/mampu dikerjakan oleh diri sendiri, meski seberat apapun itu, maka ia beranggapan klu ia belum membutuhkan bantuan orang lain. Meski tentunya butuh usaha ekstra keras, baik tenaga atau pikiran.
Hal inilah yg slama ini aku anut dlam prinsipku. Tak jarang membuatku tertekan, frustasi, hampir depresi dan segala macem dgn masalah yg ada.
Namun saat mencoba membaginya dgn orang lain, hanya dgn diskusi kecil, obrolan2, tukar pendapat, beserta dukungan2 moril saja sudah cukup meringankan beban dikepalaku. Hdeh.. Kemana saja aku slama ini. Bahkan aku baru menyadarinya.

5. ''Kekurangan'' is a more power

Dulu aku menganggap kekuranganku ialah penghalangku. Karna jujur saja ia sangat2 membuatku terbatas. Seperti pengekang yg membuat seseorang tak mampu mengeluarkan segala potensi diri yg ada. Apalagi jika seseorang kurang ataupun belum terbiasa dgn kekurangan tsb.
Awalnya sangat berat, ketika akan berbuat lebih, melakukan sesuatu dgn maksimal, tapi kekurangan membuatku seolah tidak bersemangat, putus asa, minder dll sehingga terasa sangat berat menjalaninya.
Bahkan beberapa kali aku drop dan depresi karna memikirkannya.
Sudah berbagai macam cara aku lakukan agar aku terbiasa dgn kekurangan itu. Awalnya kuakui memang sangat2 berat, tapi lama2 akhirnya aku sedikit terbiasa. Slalu kucoba untuk sabar, ikhlas, dan bersyukur meski dgn apa yg kuterima ini.
Dari situ aku menyadari sesuatu, aku ga akan bisa maju jika terus2an memikirkan dan meratapinya. Jadi, aku berusaha sekeras mungkin membiasakan diri, syukur memang, pada akhirnya aku justru mampu menjadikannya sbagai motivasi. Aku sadar klu aku harus lebih memanfaatkan dan memaksimalkan potensi lainnya untuk menutupi kekurangan tsb. Meski kadang disaat2 tertentu ia masih saja mengganggu, namun aku sllu berusaha menyikapinya dgn positif, yaitu dgn sabar dan kerendahan hati.

6. Introspeksi diri berkelanjutan

Hal yg jarang terfikir olehku sebelumnya ialah introspeksi diri. Sekarang aku sadar jika introspeksi itu ternyata sangat2 penting.
Dulu setiap ada masalah aku hanya berfikir bagaimana mencari jalan keluar dan apa pengalaman yg kudapat setelahnya, tanpa melihat atau mengingat2 kembali bagaimana aku melalui dan menyikapinya didalam proses tsb. Perbaikan diri jarang kulakukan, karna hanya berfokus pada apa pengalaman yg kudapat setelahnya.
Maksud dari introspeksi diri disini ialah, apakah tindakanku slama ini sudah patut? Apakah ia yg terbaik atau ada cara yg lebih baik lagi..? Slama ini memang kadang belum terfikirkan olehku. Akibatnya mungkin ya aku seolah hanya begini2 saja tanpa ada kemajuan (khususnya dalam hal sikap/kepribadian).
Tapi sekarang aku menyadarinya. Tentu setiap masalah yg tlah lewat akan kugunakan sbagai introspeksi diri, hal ini berguna untuk mengasah lagi kedewasaanku, agar sllu berkembang dan dapat bersikap lebih baik dari sebelumnya.

7. Life is an advanture

Awalnya aku mengira hidup itu hanya tentang semua hal yg aku ketahui. Ia adalah seputar apa yg kulalui dan kuhadapi sehari2nya, begitu sempit dan terbatas.
Tapi semenjak aku tinggal jauh dari rumah, pergi meninggalkan aktivitasku sebelumnya, berkelana ketempat2 yg belum pernah kudatangi sebelumnya. Hati ini seperti ngerasa sesuatu yg lain. Ntah knapa, aku jd smakin antusias dgn hal2 itu. Jalan2, berpetualang, berwisata ketempat2 yg belum pernah kukunjungi, membuat hatiku riang bukan kepalang.
Seolah2 aku tlah menemukan keinginan dan apa yg cocok dgn jiwaku. Sesuatu yg slama ini terpendam dan ga kuketahui. Dari situ aku seperti mendapatkan sebuah energi baru, menumbuhkan semangat hidupku kembali. Ditambah rasa ingin tau yg tiba2 ikut menggelora didalam dada ini dan mendorongku ke arah sana. Rasa2nya muncul keinginan yg kuat untuk dapat berkeliling dan berpetualang kemanapun. Apalagi saat melihat pemandangan dan panorama alam, wow! World is amazing!

8. Nikmati apa yg ada

''Bosan dan jenuh dgn aktivitas''
Kupikir ga hanya aku yg pernah ngerasain hal itu, sebagian org tentu pernah ngalaminya jg.
Apalagi melakukan aktivitas yg sama setiap waktu, berulang2, seolah2 hidup hanya habis untuk hal yg itu2 saja.
Ga bisa dipungkiri emg beginilah hidup.. Dan kita wajib bersyukur dgn segala nikmat yg diberikannya ini.
Sepintas emg seperti ga ada masalah buatku. Tp dulu aku berpandangan lain. Aku bisa sampe bener2 muak dgn semua kemonotonan ini. Lama2 aku sadar, setelah kuamati bagaimana episode demi episode berlalu, bagaimana kebosanan dan kejenuhan yg sebelumnya kubenci2 berganti dgn sebuah kerinduan..
Dulu aku sempat merasa jenuh dgn kuliahku, jadi aku memutuskan untuk rehap sbentar dan mengisinya dgn bekerja. Tp setelah aku bekerja ga tau kenapa jd pengen kuliah lagi.. Yah gitu deh..
Ada satu hal yg bisa kuambil dr pengalaman itu, yakni setiap kegiatan/aktivitas yg kita lakukan sekarang ini ga selamanya tetep kita lakukan. Akan ada saat dimana kita ga akan atau ga bisa melakukannya lagi. Jadi, mumpung skrg ini masih ada padamu, nikmati sajalah. ya.. Walapun mungkin itu tidak menyenangkan sekalipun. Tp yakinlah, kelak kamu pasti akan merindukannya.

9. Berenang itu susah

Ini nih hal yg dari dulu sampe skrg belum bisa kukuasai. Kirain berenang itu mudah, dua kali tiga kali belajar pasti udah bisa. Eh ga taunya masya Allah susahnya minta ampun.
Emg dasarnya dari dulu jarang nyemplung ke air sih, baru stelah dewasa ini aja mulai pernah. Jangankan berenang, minimal bisa ngapung aja udah syukur n senengnya bukan main. bukan apa2 sih, lagian orang kan habitatnya bukan diair. Hehe..
Cuman kdang klu misalkan kena tragedi kecemplung ke air, nah itu yg paling buat horor dipikiranku. Apalagi membayangkan, jika suatu saat istri or anakku ntar tenggelem, masa iya cuma ngeliatin doang. Hdeh.. Ya semoga saja ga kejadian.
Tp terus terang, ga tau kenapa aku sllu panik klu nyemplung air, apalagi dalem. Jadi parno, tegang n badan kaku, makanya biar blajar berapa kalipun tetep ga bisa2.
Pernah dulu sangking pengennya nyobain seluncur/prosotan yg tinggi bget itu, smpe minta temen suruh jagain dibawah. Padahal lg rame bget n banyak org ngeliat, ah masa bodoh pikirku, daripada penasaran. Soalnya airnya dibawah dalem, tkutnya nyampe bawah langsung tenggelem hehe..

10. Pasangan

Udah lama ngejomblo, dulu emg sengaja ngejomblo sih soalnya masih agak2 trauma n sakit hati gitu ma cewek (Jyah hari gini patah hati hehe)
Ya gitulah, lama2 kok malah jd bosen karna keterusan..
Ih bosen ngejomblo pengen punya pacaaar.. xixixi

Yup, demikian kisah dan moment2 penting selama hidupku. 10 hal diatas seperti menjadi tolak ukur, bagaimana aku mengambil pelajaran dari setiap masalah yg kuhadapi selama setahun terakhir ini.
Siapa tau, kisahku ini dapat memberikan inspirasi buat temen2 smuahnyah. Bye....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar